Bangsa Indonesia
merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan
bahasa. Kemajemukan ini terjalin dalam satu ikatan bangsa indonesia sebagai
satu kesatuan bangsa yang utuh dan berdaulat. Statistik atau indikator yang
biasa digunakan untuk melihat fenomena kemajemukan Indonesia terlihat dari
jumlah, komposisi, sebaran penduduk, serta kondisi geografi wilayah Indonesia. Keragaman yang
ada merupakan berbagai perbedaan masyarakat yang terwujud dalam berbagai bidang
kehidupan. Meskipun beragam, namun keragaman yang muncul dalam kehidupan
tersebut merupakan sesuatu yang sederajat. Kesederajatan adalah adanya
kesamaan tingkat, kedudukan dalam masyarakat.
Keragaman Indonesia adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa
Indonesia. Pesona
Indonesia tersusun atas keberagaman pesona keindahan elemen-elemen sosial yang
terbentuk dari kebudayaan dan pola hidup masyarakat Indonesia semenjak dulu
kala dari Sabang sampai Merauke. Kearifan lokal dapat memberikan landasan nilai
yang dibutuhkan bagi penguatan di berbagai sektor kehidupan termasuk dalam
sektor pariwisata dan ekonomi. Seperti misalnya dengan beragamnya kondisi geografis
Indonesia, hal ini menjadikan banyaknya tempat-tempat pariwisata yang menarik
untuk dikunjungi, selain itu juga dari beragamnya suku bangsa di Indonesia
serta segala macam kebudayaan yang menyertainya tentu dapat menjadi daya tarik
yang sangat kuat bagi para turis dari berbagai belahan dunia untuk datang
berkunjung ke Indonesia, Dalam masa berkunjung ini tentunya, para turis juga
akan mengeluarkan uang mereka untuk membeli berbagai cindera mata serta
berbagai kebutuhan untuk mendukung hidup mereka ketika di Indonesia, hal ini
tentu akan dapat menjadi suatu ladang bisnis bagi masyarakat di sekitar tempat
wisata itu dan akibatnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga terjadi
peningkatan ekonomi.
Namun disamping memberikan
dampak positif, keragaman masyarakat juga berpotensi menimbulkan dampak negatif
apabila tidak disikapi dengan benar contohnya seperti terjadi segmentasi kelompok,
struktural yang terbagi-bagi, konsensus yang lemah, sering terjadi konflik,
integrasi yang dipaksakan, dan adanya dominasi kelompok. Tentu saja potensi
demikian adalah potensi yang melemahkan gerak kehidupan masyarakat. Keberagaman
adalah modal berharga untuk membangun Indonesia yang multikultural. Namun,
kondisi tersebut juga berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi
konflik dan kecemburuan sosial. Di tingkat permukaan, efek negatif tersebut
muncul dalam bentuk gesekan-gesekan, pertentangan, dan konflik terbuka antar
kelompok masyarakat. Pertikaian antar kelompok masyarakat Indonesia sering
terjadi, bahkan di era reformasi sekarang ini. Konflik tersebut bisa terjadi
pada antar kelompok agama, suku, daerah, bahkan antar golongan politik.
Beberapa contoh, misalnya konflik Ambon tahun 1999, pertikaian di Sambas tahun
2000, dan konflik di Poso tahun 2002.
Keragaman di Indonesia merupakan fakta sosial yang tidak dapat ditolak, maka dari itu untuk mencegah konflik dan disintegrasi, masyarakat termasuk pemerintah harus menerapkan prinsip kederajatan. Kesetaraan atau kesederajatan dapat dimaknai dengan adanya persamaan kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap untuk mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban sebagai sesama manusia. Oleh karena itu, prinsip kesetaraan atau kesederajatan mensyaratkan jaminan akan persamaan derajat, hak, dan kewajiban.
Dampak dari adanya kesederajatan adalah sebagai
berikut:
a. Adanya persamaan
derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan.
b. Adanya persamaan hak
dari segi pendidikan, pekerjaan dan kehidupan yang layak.
c. Adanya persamaan
kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.
Untuk menghadapi
permasalahan konflik yang dapat menimbulkan perpecahan di antara masyarakat maka
sangat diperlukan upaya preventf dan represif dalam rangka menjaga keutuhan
identitas bangsa. Dalam skala nasional, tatanan sosial harus dikembangkan
paradigma yang selama ini sudah melekat dalam kehidupan masyarakat kita yakni
“kita harus selalu sama” menjadi “ kita bisa hidup bersama dalam perbedaan”.
Perubahan ini mengandung kosekuensi bahwa dalam kehidupan masyarakat yang
paling penting adalah bagaimana kita dapat menghargai adanya perbedaan. Hal ini
adalah penting disosialisasikan dalam semua aspek kehidupan sosial, karena
dengan prinsip hidup yakni menghargai adanya perbedaan merupakan perekat bagi
bangsa Indonesia.
Dwiningrum S. I. A., dkk.
2020. Modul Mata Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan Kegiatan Belajar 7
Manusia, Keragaman, dan Kesederajatan. Yogyakarta: UNY Press.
Keragaman Indonesia | Indonesia.go.id
Ridwan. 2015.
Problematika Keragaman Kebudayaan dan Alternatif Pemecahan (Perspektif
Sosiologi). Jurnal Madaniyah, 2(9) : 254-270.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar