Rabu, 25 November 2020

Dampak Keragaman dan Kesederajatan yang terjadi di Indonesia

 


Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan bahasa. Kemajemukan ini terjalin dalam satu ikatan bangsa indonesia sebagai satu kesatuan bangsa yang utuh dan berdaulat. Statistik atau indikator yang biasa digunakan untuk melihat fenomena kemajemukan Indonesia terlihat dari jumlah, komposisi, sebaran penduduk, serta kondisi geografi wilayah Indonesia. Keragaman yang ada merupakan berbagai perbedaan masyarakat yang terwujud dalam berbagai bidang kehidupan. Meskipun beragam, namun keragaman yang muncul dalam kehidupan tersebut merupakan sesuatu yang sederajat. Kesederajatan adalah adanya kesamaan tingkat, kedudukan dalam masyarakat.


Keragaman Indonesia adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa Indonesia. Pesona Indonesia tersusun atas keberagaman pesona keindahan elemen-elemen sosial yang terbentuk dari kebudayaan dan pola hidup masyarakat Indonesia semenjak dulu kala dari Sabang sampai Merauke. Kearifan lokal dapat memberikan landasan nilai yang dibutuhkan bagi penguatan di berbagai sektor kehidupan termasuk dalam sektor pariwisata dan ekonomi. Seperti misalnya dengan beragamnya kondisi geografis Indonesia, hal ini menjadikan banyaknya tempat-tempat pariwisata yang menarik untuk dikunjungi, selain itu juga dari beragamnya suku bangsa di Indonesia serta segala macam kebudayaan yang menyertainya tentu dapat menjadi daya tarik yang sangat kuat bagi para turis dari berbagai belahan dunia untuk datang berkunjung ke Indonesia, Dalam masa berkunjung ini tentunya, para turis juga akan mengeluarkan uang mereka untuk membeli berbagai cindera mata serta berbagai kebutuhan untuk mendukung hidup mereka ketika di Indonesia, hal ini tentu akan dapat menjadi suatu ladang bisnis bagi masyarakat di sekitar tempat wisata itu dan akibatnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga terjadi peningkatan ekonomi.


Namun disamping memberikan dampak positif, keragaman masyarakat juga berpotensi menimbulkan dampak negatif apabila tidak disikapi dengan benar contohnya seperti terjadi segmentasi kelompok, struktural yang terbagi-bagi, konsensus yang lemah, sering terjadi konflik, integrasi yang dipaksakan, dan adanya dominasi kelompok. Tentu saja potensi demikian adalah potensi yang melemahkan gerak kehidupan masyarakat. Keberagaman adalah modal berharga untuk membangun Indonesia yang multikultural. Namun, kondisi tersebut juga berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial. Di tingkat permukaan, efek negatif tersebut muncul dalam bentuk gesekan-gesekan, pertentangan, dan konflik terbuka antar kelompok masyarakat. Pertikaian antar kelompok masyarakat Indonesia sering terjadi, bahkan di era reformasi sekarang ini. Konflik tersebut bisa terjadi pada antar kelompok agama, suku, daerah, bahkan antar golongan politik. Beberapa contoh, misalnya konflik Ambon tahun 1999, pertikaian di Sambas tahun 2000, dan konflik di Poso tahun 2002.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan pemahaman antar budaya dan masyarakat adalah sedapat mungkin dihilangkannya penyakit-penyakit budaya. Penyakit-penyakit inilah yang ditengarai bisa memicu konflik antar kelompok masyarakat di Indonesia. Adapun beberapa hal yang menyebabkan konflik dan disintegrasi adalah ethnosentrisme, stereotip, prasangka buruk, rasisme, diskriminasi.


Keragaman di Indonesia merupakan fakta sosial yang tidak dapat ditolak, maka dari itu untuk mencegah konflik dan disintegrasi, masyarakat termasuk pemerintah harus menerapkan prinsip kederajatan. Kesetaraan atau kesederajatan dapat dimaknai dengan adanya persamaan kedudukan manusia. Kesederajatan adalah suatu sikap untuk mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban sebagai sesama manusia. Oleh karena itu, prinsip kesetaraan atau kesederajatan mensyaratkan jaminan akan persamaan derajat, hak, dan kewajiban. 

Dampak dari adanya kesederajatan adalah sebagai berikut:

a. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan.

b. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan dan kehidupan yang layak.

c. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.

Untuk menghadapi permasalahan konflik yang dapat menimbulkan perpecahan di antara masyarakat maka sangat diperlukan upaya preventf dan represif dalam rangka menjaga keutuhan identitas bangsa. Dalam skala nasional, tatanan sosial harus dikembangkan paradigma yang selama ini sudah melekat dalam kehidupan masyarakat kita yakni “kita harus selalu sama” menjadi “ kita bisa hidup bersama dalam perbedaan”. Perubahan ini mengandung kosekuensi bahwa dalam kehidupan masyarakat yang paling penting adalah bagaimana kita dapat menghargai adanya perbedaan. Hal ini adalah penting disosialisasikan dalam semua aspek kehidupan sosial, karena dengan prinsip hidup yakni menghargai adanya perbedaan merupakan perekat bagi bangsa Indonesia.



Daftar Pustaka :

Dwiningrum S. I. A., dkk. 2020. Modul Mata Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan Kegiatan Belajar 7 Manusia, Keragaman, dan Kesederajatan. Yogyakarta: UNY Press.

Keragaman Indonesia | Indonesia.go.id

Ridwan. 2015. Problematika Keragaman Kebudayaan dan Alternatif Pemecahan (Perspektif Sosiologi). Jurnal Madaniyah, 2(9) : 254-270.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar