Sabtu, 24 Oktober 2020

Kebudayaan Membangun Masyarakat Sejahtera

 

Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hasil pengembangan pemikiran manusia (budi: akal/pikiran; daya: kemampuan) dan mendapat imbuhan ke-an sehingga menjadi kebudayaan (kata benda) yang berarti segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang mereka gunakan untuk kehidupannya. Dengan akal (cipta) manusia senantiasa berpikir, merenung, menggagas, menginterpretasikan segala macam realitas, kehidupan yang dihadapi. Karenanya ia juga mempunyai gagasan-gagasan, angan-angan, harapan dan cita-cita dalam hidupnya. Tak terkecualai ia jug memikirkan kebutuhan hidupnya dan tata cara untuk mewujudkannya, baik yang berupa materi maupun non materi, yakni kebutuhan saat ini di dunia maupun saat nanti di akhirat. Sebagai contoh: manusia untuk bisa hidup harus makan, maka ia berpikir apa yang harus dimakan, mengapa harus makan, bagaimana caranya makan dan untuk apa ia makan. Dengan akalnya atau daya ciptanya, manusia dapat mencari jawaban tentang sesuatu yang dapat dimakan beserta alasan-alasannya, tata cara/prosedurnya dan tujuannya ia makan. Selain itu, ia juga dapat mengembangkan ide-idenya, harapannya, gagasannya dan cita-citanya tentang sesuatu yang dapat dimakan, alasan dan tata caranya dalam hal makan serta tujuannya dalam soal makan. Dengan adanya kebudayaan, maka masyarakat menjadi lebih sejahtera.

Wujud kebudayaan menjadi modal budaya yang berperan dalam menguatkan eksistensi sosial masyarakatnya. Modal budaya adalah modal penting yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup agar sejahtera. Modal budaya secara epistemologis merupakan cara hidup yang berupa kebiasaaan dan kepercayaan yang dimiliki sekelompok orang tertentu yang bisa meningkatkan kekayaan atau untuk memulai usaha baru. Dari konsep Smith dan Mudji Sutrisno, modal budaya bisa dimaknai sebagai kekayaan budaya yang berupa hasil usaha dan kerja keras manusia yang berupa cara berpikir, cara hidup dan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan budaya yang akan mempengaruhi kemampuan dan kedudukan seseorang dalam hidup sosial. Dengan demikian, cara masyarakat untuk menjaga keberadaan budayanya, adalah bagian dari proses untuk mempertahankan atau mengembangkan modal budaya. Secara lebih khusus lagi, Bourdieu menggunakan kata modal dalam pembahasan modal budaya karena budaya yang dimiliki seseorang baik yang berupa cara kerja, cara berpikir, keterampilan, dan lain-lain dalam situasi tertentu bisa ditransfer menjadi uang.

Pesona Indonesia tersusun atas keberagaman pesona keindahan elemen elemen sosial yang terbentuk dari kebudayaan dan pola hidup masyarakat Indonesia semenjak dulu kala dari Sabang sampai Merauke. Kesatuan Indonesia merupakan Wawasan Nusantara yang harus menjadi landasan pengayom bagi keberagaman tersebut, sekaligus mendapatkan keuntungan baik moral maupun material dari pesona tersebut. Kearifan lokal semestinya diperhatikan dan dilestarikan oleh bangsa Indonesia sebagai bagian dari kekuatan modal budaya. Kearifan lokal dapat memberikan landasan nilai yang dibutuhkan bagi penguatan di berbagai sektor kehidupan sekaligus menguatkan semangat kebersamaan berbangsa di tengah ekonomi global yang secara tidak langsung dapat merongrong kesatuan melalui rongrongan terhadap aspek yang kaya yang berbeda-beda tersebut. Bangsa Indonesia harus mengakuisisi sains dan teknologi dan dengan landasan kecintaan pada tanah air sehingga dapat menjanjikan kebahagiaan, kesejahteraan, kecerdasan, dan kesehatan bagi seluruh elemennya.

 

Daftar Pustaka

Dwiningrum, dkk. 2020. Modul Mata Kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar